Tiga operator seluler Indonesia sepakat menjalin kerja sama dengan Google untuk menguji Project Loon. Akses internet melalui balon pintar itu dapat menghubungkan 100 juta penduduk Indonesia.
Pengumuman kerja sama itu dilakukan dalam kunjungan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara ke Silicon Valley, Amerika serikat. Tampak tiga bos operator itu pula hadir, seperti Ririek Adriansyah (Telkomsel), Dian Siswarini (XL), serta Alexander Rusli (Indosat).
"tak usang lagi, kami berharap jutaan rakyat Indonesia akan dapat memakai internet secara utuh, sebagai akibatnya bisa membawa budaya dan usaha mereka secara online dan mengeksplorasi dunia, tanpa meninggalkan kediamannya," kata Vice President Project Loon, Mike Cassidy, melalui keterangannya pada Kamis, 29 Oktober 2015.
Pengujian Project Loon itu akan dilaksanakan pada tahun 2016. Dibutuhkan dengan memanfaatkan inovasi berasal Google itu bisa menyampaikan akses internet di bidang pendidikan, budaya, dan ekonomi.
Project Loon berfungsi menjadi menara telepon seluler terbang, mengangkasa menggunakan angin stratosferik di ketinggian dua kali lipat daripada pesawat komersial.
Masing-masing balon itu akan memancarkan koneksi pada atas 20 kilometer permukaan Bumi. Jika salah satu balon pintar itu keluar jalur, balon yg baru akan menggantikannya.
Proyek yang dikembangkan Google itu disebut dapat membantu perusahaan telekomunikasi dalam melebarkan jaringannya, jauh tinggi pada angkasa, menggunakan mengatasi tantangan pada hal penyebaran alat-alat konektivitas ke aneka macam daerah paling ujung.
Telkomsel, XL, serta Indosat memandang Project Loon menjadi jawaban atas masalah kondisi Indonesia yg terdiri lebih asal 17 ribu pulau menggunakan wilayah terdiri dari hutan serta pegunungan.
Cassidy menuturkan, dalam beberapa tahun mendatang, Google berharap Project Loon bisa bermitra dengan penyedia lokal buat membentuk koneksi internet berkecepatan tinggi berbasis Long Term Evolution, agar dapat menghubungkan lebih 100 juta penduduk yang belum terhubung internet.
"dari Sabang hingga merauke, poly berasal rakyat ini tinggal di wilayah tanpa infrastruktur internet yg sudah terdapat ketika ini. Jadi, kami berharap internet bertenaga balon ini bisa suatu saat nanti membantu mereka, agar memiliki akses berita dan kesempatan yang terdapat pada internet," istilah Cassidy. (VivaNews)
0 komentar:
Posting Komentar